WABAH THAUN & PANDEMI COVID-19 | FAKTA SEJARAH DARI MASA KE MASA



WABAH THAUN DAN COVID-19


VIRUS CORONA (Covid-19)
  kini telah menjadi pusat perhatian dunia, termasuk di Indonesia, sampai saat ini (2 April 2020) sudah lebih dari 401 korban Meninggal di Jakarta. Melihat dari fakta yang begitu nyata dan dekat di Negeri Indonesia maka wajar jika ada beberapa Kepala Daerah / Gubernur yang melakukan Lock Down, karena mencegah agar tidak terjadi penyebaran ke daerah lain.

Namun jauh sebelum kasus ini muncul,  telah terdapat juga sebuah wabah yang dikenal dengan istilah tho’un . Lalu apakah Corona bisa disamakan dengan tho’un . Melihat definisi para Ulama, wabah Corona ini tidak bisa dikategorikan tho’un, karena tho’un  lebih khusus dan spesifik dibandingkan dengan wabah, namun walaupun berbeda dari sisi penamaan, penyakit ini sama-sama berbahaya dan menular yang tidak bisa disepelekan.
Jika melihat fakta sejarah terjadinya penyakit-penyakit wabah semacam corona ini atau pun tho’un , sebenarnya sudah ditemukan sejak masa Nabi Muhammad ﷺ, bahkan jauh sebelum Nabi diutus, yaitu pada zaman Bani Isra’il.



FAKTA SEJARAH WABAH THAUN DARI MASA KE MASA

  1. Tho’un  Syirawaih, kejadian ini pada masa Nabi Muhammad ﷺ
  2. Tho’un  ‘Amwas pada masa Umar bin Khattab pada tahun 17 H (ada yang mengatakan 18 H), telah merenggut lebih kurang 25 ribu nyawa tentara kaum Muslim. Dinamakan dengan Tho’un  ‘Amwas, karena sebelum menyebar ke daerah-daerah lain, wabah tersebut hanya terjadi di daerah ‘Amwas saja. Setelah di Amwas berakhir pada tahun 49 H terjadi wabah di al-Kufah, dan 4 tahun berikutnya muncul lagi wabah Tho’un  pada tahun 53 H.
  3. Tho’un  al-Jarif, terjadi sekitar tahun 69 H wabah yang sangat mengerikan di daerah Bashra. dinamakan dengan Jarif, karena ia menyapu manusia sebagaimana banjir besar menyapu bersih tanah-tanah. Ibnu Katsir menerangkan hari pertama masyarakat di Bashra yang meninggal sebanyak 70 ribu, hari keduanya meninggal 70 ribu, hari ketiga 73 ribu, sedangkan pada hari keempatnya seakan-akan semua manusia itu meninggal, kecuali sedikit saja yang masih hidup.
  4. Tho’un  Fatayat, terjadi pada tahun 87H pada, terjadi lagi peristiwa wabah tho’un  yang mana pada saat itu mayoritas para gadis-gadis yang menjadi korbannya, sehingga dinamakan penyakit tersebut dengan Tho’un  al-Fatayat, yang bermakna para pemudi. Ibnu Abi al-Dunya menerangkan di dalam kitabnya al-I’tibar, bahwa ada seorang laki-laki arab bersama 10 orang anak gadisnya datang ke Bashra, hanya berselang beberapa hari saja 10 orang anak gadisnya itu langsung meninggal dunia. Begitulah gambaran dahsyatnya wabah tho’un  pada saat itu.
  5. Tho’un  al-Asyraf, dinamakan dengan Tho’un  al-Asyraf, karena pada peristiwa ini di antara korban yang meninggal, mayoritasnya adalah manusia-manusia yang terhormat.
  6. Pada tahun 100 H terjadi lagi wabah dinamai dengan Tho’un  ‘Ady bin Arthah.
  7. Berlanjut pada tahun 107 H terjadi Tho’un  di Syam, kemudian terjadi lagi pada tahun 115 H.
  8. Pada tahun 124 H, melanda India, Khurasan, dan Jurjan dan Rayy dan Ashbahan dan Ghaznah, sampai ke Mosul, dikatakan jenazah yang keluar dari Ashbahan saja mencapai 40,000 kenazah, kemudian sampai ke Baghdad.
  9. Pada tahun 127 H  terjadi Tho’un  Ghurab. Artinya pada masa tersebut umat Islam memang diuji betul keimanan dan kesabaranya dalam menghadapi berbagai tho’un  yang terjadi dari tahun ke tahun berikutnya.
  10. Pada bulan Rajab tahun 131 H terjadi Tho’un  Muslim bin Quthaibah, terus berlanjut ke Sya’ban dan Ramadhan, kemudian wabah ini berkurang pada bulan Syawwal. Wabah ini memakan korban sebanyak hampir 1000 orang perhari.
  11. Pada tahun 452 H, di hijaz dan Yaman, menghancurkan banyak kota yang tidak bisa dihuni, setiap yang masuk maka langsung meninggal.
  12. Pada tahun 455 H di Mesir, selama 10 bulan, setiap harinya tewas 1,000 jiwa.
  13. Pada tahun 833 H, yang paling luas, masuk pada bulan Rabi’ul Awwal, kemudian mulai bertambah pada bulan Jumadil Akhir, kemudian berkurang pada pertengahan Jumadil Akhir sampai akhir Rajab, dan sangat berkurang pada bulan Sya’ban, sehingga tidak ada yang masuk dalam daftar korban kecuali bilangan sedikit saja.
SEMOGA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA, BERAKHIR SEBELUM RAMADHAN TIBA. ALLAHUMMA AAMIN … !

BACA ! SUSU KAMBING MINUMAN BERKAH MENCEGAH VIRUS CORONA
http://www.iimdrjim.com/2020/03/minuman-berkah-mencegah-virus-corona.html

No comments